Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia mendorong penguatan ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui pembinaan kelembagaan, literasi keuangan, serta integrasi rantai pasok antara UMKM dan korporasi.
Kepala Seksi Kehumasan Bank Indonesia Perwakilan NTT Bagus Maulana kepada wartawan di Kupang, Kamis, mengatakan sebanyak 68 UMKM binaan Bank Indonesia NTT telah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam tiga pilar utama, yakni korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan akses pembiayaan.
"Jadi BI NTT sudah membina 68 UMKM untuk dapat pembinaan dan pelatihan," katanya.
Dia menjelaskan bahwa untuk mendukung dan memperkuat Linkage Perbankan, UMKM dan Korporasi di NTT pada aspek korporatisasi, pihak juga sudah lakukan pengembangan kelembagaan kelompok serta sertifikasi halal bagi 15 UMKM.
Di sisi kapasitas, sebanyak 24 UMKM (12 potensial dan 12 unggulan) telah mengikuti program onboarding, sementara 55 petani menerima pelatihan penggunaan pupuk.
Untuk aspek pembiayaan, 30 UMKM mengikuti pelatihan SIAPIK—aplikasi pencatatan keuangan berbasis digital.
"Hasilnya, 67 UMKM potensial telah memperoleh pembiayaan dari lembaga keuangan melalui platform Sistem Akses Pembiayaan Digital (SAPD) yang dapat diakses di bi.go.id/bisaid," ujarnya.
Bank Indonesia NTT juga terus memperkuat konektivitas supply chain antara UMKM dan korporasi melalui model kemitraan. Misalnya, kemitraan antara PT Timor Mitra Niaga, petani coklat, dan BI menjamin kepastian stok produksi serta penyerapan hasil tani dengan harga yang stabil.
Kerja sama serupa juga dibangun untuk rantai pasok rumput laut melalui kolaborasi dengan CV Elitism dan petani rumput laut, mencakup pembinaan, pengembangan bibit, dan penjualan ekspor.
"Selain itu, program business matching antara hotel dan UMKM turut dilakukan bersama PHRI dan Politeknik Elbajo," ujar dia.
Kegiatan itu mencakup survei kebutuhan produk hotel, bantuan sarana dan pelatihan UMKM sesuai hasil survei, serta penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama (PKS) antara hotel, UMKM, dan petani.
"Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis BI untuk membangun ekosistem ekonomi lokal yang inklusif, produktif, dan berdaya saing melalui penguatan kemitraan hulu-hilir antara perbankan, UMKM, dan korporasi," ujar Maulana.