Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) dan Hydrogen de France SA (HDF Energy) berkolaborasi mengembangkan hidrogen sebagai sumber energi bersih bagi lebih dari 10 ribu rumah tangga di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kerja sama antara SMI, sebagai special mission vehicle Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam pembiayaan pembangunan, dengan perusahaan asal Prancis tersebut juga melibatkan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN).
"Proyek ini akan menyediakan akses energi bersih dan stabil bagi lebih dari 10 ribu rumah tangga di Sumba, tanpa dampak negatif terhadap lingkungan. Tentu ini akan menguntungkan masyarakat dalam menjawab kebutuhan listrik untuk beraktivitas sehari-hari," kata Direktur Utama SMI Reynaldi Hermansjah di Jakarta, Kamis (29/5).
Secara paralel, HDF menandatangani Kesepakatan Bersama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mempercepat pengembangan proyek pembangkit listrik hidrogen di wilayah tersebut.
Penandatanganan Kesepakatan Bersama disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartanto serta Menteri Kedaulatan Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Digital Prancis, Éric Lombard.
Ia mengatakan proyek tersebut juga dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lokal karena mendukung sektor pertanian dan pariwisata setempat, serta menciptakan lapangan kerja baru dengan serapan lebih dari 100 orang tenaga kerja pada masa konstruksi dan operasionalnya.
Selama 25 tahun periode operasional proyek tersebut, ia menuturkan pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi bersih diproyeksikan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 711.946 ton karbon dioksida ekuivalen (tCO2e) atau rata-rata 28.478 tCO2e per tahun.
Reynaldi menyatakan pihaknya tertarik untuk menjajaki dukungan pendanaan bagi proyek tersebut karena lokasinya berada di wilayah Indonesia bagian timur yang menjadi daerah prioritas perseroan.
Selain itu, terdapat pula kebutuhan pendanaan yang bersifat campuran (blended finance) untuk pengembangan energi bersih berbasis teknologi fuel cell, memanfaatkan spesialisasi HDF Energy dalam teknologi hydrogen-to-power.
Ia mengatakan kerja sama tersebut juga menandai komitmen perseroan untuk mendorong percepatan transisi energi di seluruh Indonesia.
"Hal ini tentunya membuat kami semakin terpacu untuk meningkatkan semangat kolaboratif dalam membantu mengatasi dampak perubahan iklim,' ujar Reynaldi.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang Penjajakan Dukungan Pembiayaan Terkait Pemanfaatan Hidrogen untuk Ketenagalistrikan oleh Direktur Utama SMI Reynaldi Hermansjah, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, serta Founder & CEO HDF Energy Damien Havard.
Acara penandatanganan MoU tersebut disaksikan Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/5/2025) sebagai bagian dari rangkaian agenda pada kunjungan bilateral Presiden Macron ke Indonesia.
Hingga Maret 2025, SMI telah membiayai 96 climate-related projects dengan komitmen kumulatif senilai Rp34,1 triliun dan nilai proyek senilai Rp175,3 triliun.
Sebanyak 48 proyek telah dihitung dampak pengurangan emisinya dengan total pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 4 juta tCO2e dan potensi carbon credit equivalent (kredit karbon ekuivalen) sebesar 14 juta dolar AS atau Rp228,13 miliar (kurs 1 dolar AS = Rp16.295).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: SMI-HDF Energy bangun energi bersih bagi 10 ribu rumah tangga di Sumba