Labuan Bajo (ANTARA) - Polres Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungkapkan kebakaran tiga ruang kelas SD Negeri Waipei di Desa Ile Kimok, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata mengakibatkan kerugian mencapai Rp800 juta.
"Sudah dilakukan wawancara dengan saksi-saksi di lapangan pada saat kejadian pada Jumat (16/5)," kata Kasubsi Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi Media (PIDM) dari Seksi Hubungan Masyarakat (Humas) Polres Lembata Bripka Tommy Bartels dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu.
Ia menambahkan dugaan sementara penyebab peristiwa kebakaran itu berdasarkan keterangan saksi karena korsleting arus listrik.
Peristiwa tersebut awalnya diketahui guru SD Negeri Waipei bernama Agustina Nahak (38). Saat kejadian pada Jumat siang ia melihat kobaran api terlihat dari salah satu gedung sekolah yang telah dialihfungsikan menjadi gudang untuk menyimpan buku-buku dan alat bantu olahraga siswa.
Agustina Nahak selanjutnya berteriak dan meminta bantuan masyarakat sekitar dan saat itu sejumlah masyarakat sedang melakukan bakti sosial di salah satu gereja yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Secara spontan masyarakat berlari ke arah gedung sekolah dan melihat api semakin membesar, kemudian warga berlari ke rumah masing-masing untuk mengambil ember dan air untuk memadamkan api," katanya.
Api yang terus membesar selanjutnya melahap dua ruang kelas lainnya. Selain ruang kelas, inventaris dan buku-buku sekolah juga ikut terbakar.
"Tidak terdapat korban luka dan korban jiwa dalam kejadian tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, pihak SD Negeri Waipei mengungkapkan kejadian tersebut sebagai musibah dan selanjutnya kegiatan belajar mengajar akan dialihkan menggunakan ruang guru dan mes guru yang bersumber dari swadaya masyarakat setempat.